PENGARUH UNSUR PADUAN PADA BAJA
Nama : Wahyu Jayanto
Kelas : 2 ICO2
MK : Metalurgi Fisik
NPM : 20408940
Baja Paduan
Baja dikatakan dipadu jika komposisi unsur-unsur paduannya secara khusus, bukan Baja karbon biasa yang terdiri dari unsur silisium dan mangan. Baja paduan semakin banyak digunakan. Unsur yang paling banyak digunakan untuk baja paduan, yaitu: Cr,Mn, Si, Ni, W, Mo, Ti, Al, Cu, Nb dan Zr. Baja paduan dapat diklasifikasikan sesuai dengan Komposisi, Struktur, dan Penggunaan.
1.Komposisi
Berdasarkan komposisi baja paduan dibagi lagi menjadi : Baja tiga komponen : terdiri satu unsur pendu dalam penambahan Fe dan C. dan Baja empat komponen : terdiri dua unsur pemadu dst. Sebagai contoh baja paduan kelas tinggi terdiri: 0,35% C, 1% Cr,3% Ni dan 1% MO.
2. Struktur
Baja paduan diklasifikasikan berdasarkan :
- Baja Pearlit
- Baja Martensit
- Baja Austenit
- Baja Ferric
- Karbid atau Ledeburit.
Baja Pearlit (sorbit dan troostit) didapat, jika unsur-unsur paduan relatif kecil maximum 5%. Baja ini mampu dimesin, sifat mekaniknya meningkat oleh heat treatment (hardening & tempering). Baja Martensit, unsur pemadunya lebih dari 5 %,sangat keras dan sukar dimesin. Baja Austenit, terdiri dari 10 – 30% unsur pemadu tertentu (Ni, Mn atau CO). Misalnya : Baja tahan karat (Stainlees steel), nonmagnetic dan baja tahan panas (heat resistant steel). Baja Ferrit, terdiri dari sejumlah besar unsur pemadu (Cr, W atau Si) tetapi karbonnya rendah. Tidak dapat dikeraskan. Baja Karbid (Ledeburit), terdiri sejumlah karbon dan unsur-unsur pembentuk karbid (Cr, W, Mn, Ti, Zr).
3. Penggunaan : Berdasarkan penggunaan dan sifat-sifanya, baja paduan diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, diantaranya:
Baja konstruksi (structural steel), Baja perkakas (tool steel), dan Baja dengan sifat fisik khusus. Baja Konstruksi, dibedakan lagi menjadi tiga golongan, tergantung persentase unsur pemadunya, yaitu : Baja paduan rendah (maximum 2 %), Baja paduan menengah (2-5 %), dan Baja paduan tinggi (lebih dari 5 %).
Sesudah di heat treatment baja jenis ini sifat-sifat mekaniknya lebih baik dari pada baja karbon biasa. Baja Perkakas dipakai untuk alat-alat potong. komposisinya tergantung dari bahan atau tebal benda yang akan dipotong (disayat), kecepatan potong, dan suhu kerja, yang dibagi menjadi dua macam :
-Baja perkakas paduan rendah, kekerasannya tak berubah hingga pada suhu 250°C.
-Baja perkakas paduan tinggi, kekerasannya tak berubah hingga pada suhu 600°C.
Biasanya komposisinya terdiri dari 0,8% C, 18% W, 4% Cr, dan 1% V. Ada lagi yang terdiri dari 0,9% C, 9% W, 4% Cr dan 2-2,5% V. Baja dengan sifat fisik khusus, dapat dibedakan sebagai berikut :
- Baja tahan karat : 0,1 %-0,45%C -12-14%Cr
- Baja tahan panas :12-14%Cr tahan hingga suhu 750-800 derajat celcius
15-17%Cr tahan hingga suhu 850-1000 derajat celcius
- Baja tahan pakai pada suhu tinggi :23% -27%Cr,18-21%Ni,2-3%Si
13-15%Cr,13-15%Ni
2-2,7% W, 0,25-0,4%Mo,0,4-0,5% C.
Baja paduan istimewa lainnya terdiri 35-44% Ni dan 0,35% C, memiliki koefisien muai yang rendah yaitu :
- -Invar : memiliki koefisien muai sama dengan nol pada suhu 0 – 100 °C. Digunakan untuk alat ukur presisi.
- -Platinite : memiliki koefisien muai seperti glass, sebagai pengganti platina.
- -Elinvar : memiliki modulus elastisitet tak barubah pada suhu 50°C sampai 100°C. Digunakan untuk pegas Arloji dan berbagai alat ukur fisika.
Paduan Potong
Paduan potong digunakan untuk alat-alat potong yang beroperasi pada suhu 1000 °C sampai 1100°C. tidak dapat dimesin secara biasa. Untuk memproduksi, dapat dilakukan dengan dua cara :
- -casting cutting alloys atau stellites, terdiri dari sejumlah besar cobalt dan wolfram, memiliki kekerasan (HRc= 60-65) dan mencair pada suhu tinggi. Batang-batang tuangan paduan ini dengan ketebalan 5-10mm digunakan untuk memperkeras permukaan dengan disambung pada ujung alat-alat potong untuk meningkatkan umur (lama pemakaian).
- -cemented carbides, dibuat dari campuran powder (serbuk) wolfram dan titanium carbide dan cobalt yang disatukan menggunakan proses powsere metallurgy. Kekerasannya mencapai lebih dari 85 HRc, dan tetap keras hingga suhu 1000°C.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar