Selasa, 07 Juni 2011

CACAT LOGAM YANG DISEBABKAN OLEH KOROSI

CACAT LOGAM YANG DISEBABKAN OLEH KOROSI

A. Pengertian Korosi

Korosi atau karat adalah penurunan mutu logam, seperti pada besi atau bahan sejenis yang terjadi akibat reaksi elektrokimia dengan lingkungannya. Gejala korosi sangat merugikan, karena sifatnya yang merusak struktur dari logam itu sendiri. Korosi dapat terjadi akibat pengaruh lingkungan, seperti perubahan suhu, air, dan cacat pada struktur logam. Banyak yang mengira bahwa ketika logam membeku, dan membentuk struktur kristal yang sangat tertata, tidak ada cacat yang terjadi pada susunan tersebut. Sebenarnya tidak demikian. Logam selalu memiliki ketidaksempurnaan biasa disebut cacat/ defect pada struktur kisinya dan ini sangat berpengaruh pada sifat-sifat korosi logam. Cacat yang disebabkan oleh struktur logam dibagi menjadi tiga, yakni cacat yang bersangkutan dengan atom secara individu dan macam-macam dislokasi dalam kisi kristal.:

a). Kekosongan (vacancy), yakni hilangnya sebuah atom dari kedudukannya pada kisi.

b). Cacat substitusi (substitusi defect) yakni adanya atom asing yang menempati suatu

kedudukan pada kisi yang semestinya diisi oleh atom tuan rumah.

c). Cacat interstisi (interstitial defect), yakni apabila sebuah atom menempati suatu

kedudukan yang tidak normal sehingga terdesak ke antara atom-atom pada kisi tuan

rumah.


Selain itu terdapat juga cacat tunggal yang disebut cacat titik. Cacat ini berperan besar dalam teori paduan, dimana walaupun sesungguhnya merupakan cacat pada suatu kisi sempurna, dengan sengaja dimanfaatkan untuk menyempurnakan sifat-sifat mekanik logam. Sedangkan cacat jenis kedua terjadi di dalam struktur butir ketika bidang atom bukan bidang individu, tidak menempati kedudukan sempurna pada kisi. Ini dikenal sebagai cacat garis. Salah satu cacat garis adalah dislokasi. Baik mobilitas dislokasi maupun mobilitas cacat titik, berkaitan erat dengan sifat-sifat seperti kekuatan, kekerasan, dan ketangguhan. Dua tipe dislokasi yang paling penting adalah;

a). Dislokasi tepi, yakni adanya sebuah bidang atom tidak sempurna diantara dua bidang

lainnya.

b). Dislokasi ulir, yakni adanya bidang yang menyerong sedikit sehingga tidak searah lagi dengan bidang terdekatnya.

B. Pengendalian Korosi

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan korosi pada logam adalah dengan cara memberi lapisan penghalang. Lapisan penghalang yang dikenakan ke permukaan logam dimaksudkan baik untuk memisahkan lingkungan dari logam, maupun untuk mengendalikan lingkungan mikro pada permukaan logam. Banyak cara pelapisan yang digunakan untuk mengendalikan korosi yakni, cat, selaput organik, vernis, lapisan logam, dan enamel. Sejauh ini yang paling umum digunakan adalah cat. Perlindungan melalui pelapisan bergantung dari pemakaiannya, umumnya pelapisan ini tebalnya antara 20-100 mikron. Dalam memilih bahan pelapis, yang perlu dipertimbangkan adalah kondisi perawatan yang dapat disediakan, terhadap bagian tertentu yang akan dilapisi, serta lingkungan umum yang akan dihadapinya. Agar pengendalian korosi ini berjalan baik, kita juga harus memperhatikan karakteristik cat yang akan digunakan. Lapisan cat kering yang tebalnya 0,1 mm diharapkan mempunyai umur panjang dan akan membatasi masuknya udara, butir butir air, dan ion agresif ke permukaan logam. Meskipun ada cat yang mampu menahan klorida, sulfat, dan karbonat. Namun belum ada lapisan yang mampu menahan sepenuhnya oksigen dan air. Bila air dan oksigen masuk ke dalam lapisan cat, maka lapisan cat tidak akan mampu menghalangi lapisan katoda.

Korosi ini umumnya terjadi pada kendaraan bermotor, seperti body mobil yang catnya terkelupas, terkena air, atau karena perubahan suhu lingkungan, sehingga body tersebut menjadi korosi, sehingga lambat laun body tersebut akan keropos. Selain itu korosi juga dapat kita temui pada baut-baut kendaraan, dan sebagainya. Korosi juga dapat terjadi akibat cacat pada proses kerja maupun karena cacat dalam struktur logam.

Dikutip dari buku tentang Korosi, karya KR. Trethwey dan J. Chamberlian

( Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama Jakarta, dengan perubahan seperlunya )